Belum ada komantar dalam berita ini
Breaking News
- Hadiri Peringatan Nuzulul Qur'an, Wakil Bupati Bombana : Momen Merenungkan Makna dan Nilai Dalam Al-Qur'an
- DPRD Sultra Siap Kawal Perbaikan Jalan Alangga-Motaha Konsel
- Wakil Gubernur Sultra Serahkan Dana Hibah saat Peringatan Nuzulul Qur’an
- Wasekjen Bidang ESDM PB HMI Minta Kejaksaan Agung Periksa Dirut PT. Putra Dermawan Pratama
- Komitmen Wujudkan Swasembada Pangan Kadistanak Sultra Hadiri Rakor LTT Padi Sawah dan Lahan Kering
Rakor Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra Wujudkan Swasembada Pangan Melalui Pengembangan Padi Lahan Kering

Rakor program pengembangan padi lahan kering pada lahan perkebunan atau lahan lainnya dalam rangka mendukung swasembada pangan di Sultra. Foto: La Niati, Keratonnews.Co.Id
KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID – Dalam rangka koordinasi program pengembangan padi lahan kering dalam rangka mendukung swasembada pangan di Sulawesi Tenggara (Sultra), Dinas Perkebunan dan Hortikultura (Disbunhortikultura) Sultra menggelar rapat koordinasi (Rakor) program pengembangan padi lahan kering pada lahan perkebunan atau lahan lainnya dengan seluruh Dinas Pertanian/Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan di 17 kabupaten dan kota, Rabu (12/3/2025).
Rakor dimulai dengan sambutan Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra, La Haruna menerangkan pentingnya koordinasi dan kerjasama antar stakeholder terkait serta dukungan anggaran dalam mendukung suksesnya program swasembada pangan.
“Pengembangan padi gogo di lahan perkebunan memiliki potensi besar untuk meningkatkan produksi pangan dan memberikan nilai tambah bagi petani. Olehnya itu, dengan sinergi dan dukungan yang kuat dari seluruh pihak terkait, swasembada pangan di Sultra dapat tercapai, sekaligus memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani,” ungkapnya.
Kepala Bidang Perkebunan Disbun Sultra Akbar Effendi menambahkan bahwa Rakor membahas calon lahan usulan untuk tanam padi gogo di lahan kering pada lahan perkebunan dalam rangka mendukung swasembada pangan di Sultra. 
Dikatakan,target lahan lahan kering padi gogo di Sultra turun, dari awalnya 13.030,- ha menjadi 7.079 ha, berdasarkan revisi Kepmentan Nomor 109 tahun 2025.
"Dari usulan tahun 2024, sampai sekarang bulan Maret realisasi untuk jumlah SK yang sudah disetujui kurang lebih 1.045 ha, memang masih terjadi kekurangan luasan dari target 7.079 ha. Makanya tadi kita adakan pertemuan Rakor, untuk membahas bagaimana untuk mencapai target yang telah diberikan sebanyak 7.079 ha, Alhamdulillah tadi hampir semua hadir dari 17 kabupaten/kota," jelasnya.
Akbar Effendi, optimis bisa mencapai swasembada pangan di Sultra. Pihaknya terus mendata lahan kering yang bisa dikembangkan padi gogo. Saat ini, yang sudah terealisasi untuk SK sebanyak 1.700 an ha dan akan disalurkan padi gogo sebanyak 26.000 bibit.
"Untuk mencapai target tersebut, teman teman di kabupaten masih me nunggu usulan dari kelompok tani agar bisa memenuhi target. Seperti di Kabupaten Konut, ada target sekitar 300 hektar yang bisa masuk di lokasi usulan peremajaan kelapa sawit rakyat, muda-mudahan masih bertambah. Kita juga masih menunggu Kabupaten Kolaka Utara, ada 3000 hektar yang mereka ditetapkan untuk diusulkan," terangnya.
Sementara itu, Plt. Dirjen Perlindungan Perkebunan, Ir. Hendratmojo Bagus Hudoro, M.Sc mengatakan bahwa Sultra memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan program pengembangan padi lahan kering pada lahan perkebunan atau lahan lainnya. Namun demikian, masih banyaknya lahan potensi yang belum dimanfaatkan secara optimal dan perubahan target Luas Tambah Tanam (LTT) padi Gogo sesuai Kepmentan 2025 dari 13.030,- ha menjadi 7.079.
“Sultra sangat potensial sekali, sekitar 7.079 ha lahan yang bisa kita manfaatkan sebagai lahan untuk pengembangan padi gogo,” ungkapnya.
Lahan tersebut lanjut dia, diidentifikasi dengan berbagai karakteristik. Pertama, terhadap lahan peremajaan kelapa sawit (PSR), karena di lahan tersebut jelas selama proses peremajaan tidak ada tanaman apapun, sehingga bisa dimanfaatkan untuk penanaman padi gogo.
Lahan selanjutnya kata Hendratmojo, lahan perkebunan peremajaan kakao, bisa dimafaatkan sembari menunggu tanaman kakaonya berbuah. Begitu pula di lahan perkebunan kelapa, juga memiliki potensi untuk pengembangan padi gogo.
“Bahkan ada juga lahan perhutanan sosial yang cukup luas di Sultra. Kita dorong optimasi lahan yang tersedia untuk padi gogo di lahan kering, sebagai upaya percepatan swasembada pangan nasional,” jelasnya.
Hendratmojo mengungkapkan, target semula untuk pengembangan padi gogo di Provinsi Sultra diproyeksikan sekitar 13.030 ha, tetapi setelah dilakukan identifikasi di lapangan tinggal 7.079 ha yang bisa ditanami. Dengan bibit yang paling cocok adalah impari 42.
”Dukungan kami kepada petani, seperti bantuan benih 20 Kg untuk setiap 1 hektar lahan, pembukaan lahan ringan kami menyiapkan herbisida se banyak 2 liter per hektar, untuk mengantisipasi potensi hama kami juga menyiapkan pestisida, kemudian kami juga terus lakukan sosialisasi dan pendampingan baik secara langsung maupun daring,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga mendorong jaminan petani akan mendapkan hasil ketika menjual. Karena pihaknya, siap membeli gabah dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 6.500 per Kg gabah kering giling, sehingga para petani tidak perlu lagi khawatir.
“Kami sudah menugaskan Bulog untuk menyerap seluruh produksi padi. Jadi petani tidak perlu khawatir, karena pemerintah sudah menjamin,” pungkasnya. (ADV)
Reporter : La Niati
Editor : Dul
Editor : Dul