Kepala Dinas Pariwisata Sultra, Belli Tombili. Foto : Isra, Keratonnews.co.id

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID- Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebut tren wisata di Sultra saat ini adalah desa wisata dan petualangan.

Hal ini terlihat dari kurang lebih 2100 desa wisata di Sultra, 325 diantaranya sudah terdaftar di Jaringan Desa Wisata milik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Kepala Dinas Pariwisata Sultra, Belli Tombili mengatakan desa wisata itu memiliki keunikan masing-masing, apalagi keunggulan pariwisata tersebut dikelola oleh masing-masing desa tersebut. 

Menurutnya konsep ini paling baik untuk meningkatkan kesejahteraan, dan ekonomi masyarakat sekitar desa.

Beberapa Desa Wisata di Sultra yang sudah terkenal diantaranya Labengki yang tahun ini juga masuk Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024, Limbo Wolio, Moramo, dan Sani-Sani.

"Nah itu memang kita liat dampaknya terhadap peningkatan kunjungan wisatawan juga bagus," ungkapnya, Senin (22/07/2024).

Apalagi kata Belli, Dinas Pariwisata juga fokus mengembangkan desa wisata di Sultra, salah satunya melalui event.

"Mulai tahun 2022 juga kita banyak bantu pelaksanaan event-event budaya yang ada di desa wisata, karena itu juga menarik orang untuk datang ke desa wisata tersebut," terangnya.

Selain itu, Dinas Pariwisata juga fokus pada pengembangan Desa Wisata Sani-Sani, terlebih dia memiliki keunikan khusus. Mulai dari arum jeram, wisata tracking keatas, memiliki kebun, dan pantai.

"Dan saat ini menariknya inisiatif dari pihak desa mau mengembangkan lagi untuk penyelaman karena dia berada disekitar Pulau Padamarang dan juga paralayang disana. Jadi ini sesuatu yang baru di Sultra, yang baru koordinasi ke kami itu terkait paralayang baru di Buton Tengah dengan Sani-Sani," ujarnya.

Bahkan lanjut Belli dari pihak desa tersebut telah mengikuti pelatihan terkait paralayang sampai ke Bandung, Jawa Barat.

"Kami dari Dinas Pariwisata provinsi akan selalu mensupport," pungkasnya. (C)