Satu Pasien DBD di Kendari Meninggal Dunia

  • Reporter: LM Ismail
  • Editor: Dul
  • 19 Jan 2024
  • 2855 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID - Berdasarkan dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kendari untuk penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah ada yang mengakibatkan meninggal dunia. 

Kepala bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kendari, Ellfi menyebutkan dari 296 kasus yang tercatat sejak tanggal 1-18 Januari 2024 ada satu pasien yang meninggal dunia. 

"Dari 296 kasus ini ada yang masih dirawat dan alhamdulillah ada juga yang sudah sembuh. Dan satu diantaranya kita harus akui bahwa telah berakhir dengan kematian atau meninggal dunia," ujarnya saat ditemui diruangan kerjanya, Jumat (19/1/2024). 

Ia mengungkap perbandingan dengan tahun 2023 di bulan yang sama jumlah penderita penyakit DBD lebih tinggi dibanding dengan tahun 2024 ini. Sebab tahun lalu hanya sebanyak 253 kasus. 



Namun dari perbandingan angka kematian untuk tahun 2023 lebih tinggi bila dibandingkan tahun 2024, mengingat yang meninggal dunia tahun lalu ada sebanyak lima orang. 

"Kalau tahun ini memang kasusnya lebih tinggi dibanding tahun lalu, karena tahun lalu hanya 253 kasus. Tapi untuk yang meninggal lebih banyak yang kemarin, ada 5 orang," ungkapnya. 

Ia menjelaskan, kasus tertinggi di Kota Kendari berdasarkan jumlah 296 tersebut berada di Kecamatan Baruga, kemudian disusul Poasia dan ketiga adalah Wua-Wua. 

Terlebih menurutnya penyakit ini sangat berbahaya sebab tiap tahunnya kasus DBD selalu ada dan memakan korban jiwa. 

"Pasti bahaya, karena tidak satu tahun pun yang bisa kita lewatkan tanpa kasus DBD. tahunnya. Kita setiap tahun ada kasus DBD dan tiap tahunnya yang meninggal karena DBD," ucapnya. 

Sementara itu, Humas RSUD Kota Kendari, Astianti mengatakan gejala dari DBD ini, diantaranya demam, sakit kepala, muntah-muntah, timbul bercak merah pada kulit, bahkan bisa sampai mengeluarkan darah dari hidung (mimisan). 

"Kalau yang parahnya itu bisa sampai mimisan mengeluarkan darah dari hidung," tuturnya. 

Namun kata dia, kebanyakan dari pasien penyakit DBD yang mengakibatkan hingga meninggal dunia disebabkan terlambatnya di bawah ke Rumah sakit. 

"Kalau yang meninggal itu biasa karena terlambat dibawa di Rumah sakit," pungkasnya. (B)