Distanak Sultra Sebut Penyebaran Virus Jembrana Paling Banyak di Wilayah Daratan, Salah Satunya Konsel

  • Reporter: Israwati
  • Editor: Dul
  • 17 Des 2024
  • 2098 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID- Guna mencegah penyebaran virus jembrana pada Sapi Bali di Sulawesi Tenggara (Sultra), Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sultra telah menyalurkan vaksin, disinfektan dan juga obat-obatan.

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Distanak Sultra, La Ode Muhammad Jabal. Kata dia vaksin dan obat-obatan itu telah di distribusikan ke 17 kabupaten/kota.

Hingga saat ini penyebaran virus jembrana ini terbanyak di wilayah daratan, seperti Konawe Selatan (Konsel), Bombana, Konawe, Kolaka Timur, Kolaka. Sedangkan di wilayah Kepulauan belum ada laporan terkait penyebaran virus tersebut.

"Penyebaran virus secara sporadis kan ada di daratan. Kepulauan sampai hari ini laporan-laporan tentang virus jembrana itu belum ada yang signifikan," ujarnya.

Ia menjelaskan, maraknya penyebaran virus jembrana pada Sapi Bali di wilayah daratan dikarenakan mobilisasi lalu lintas ternak dari Sulawesi Selatan - Sulawesi Tengah - Sulawesi Tenggara yang cukup intens.


Virus jembrana marak di Bumi Anoa sejak April 2024 lalu, meskipun tahun sebelumnya virus ini sudah menjangkiti hewan ternak.

Dari kasus ini, menurut Jabal akan berpengaruh pada keamanan pangan di Sulawesi Tenggara. Apalagi pengawasan lalu lintas ternak masih sangat kurang.

"Keamanan pangan kita ini belum terlalu aman, kalau saya anggap. Karena pengawasan lalu lintas ternak kita ini masih sangat kurang, menyangkut sisi keamanan wilayah kita kan cukup rentan dan berjauhan," terangnya.

Seperti halnya di Bombana, kata Jabal memang tidak bisa terdeteksi. Padahal di kabupaten ini terdapat 6 pelabuhan ilegal yang menjadi tempat masuknya pendistribusian sapi dari luar daerah. 

"Ini yang sampai hari ini belum bisa terdeteksi secara baik oleh kita (pemerintah) maupun masyarakat di tingkat kabupaten/kota," bebernya.

Untuk mendukung pengawasan lalu lintas ternak ini bilang Jabal harus ada keterlibatan TNI/Polri, petugas karantina maupun petugas peternakan yang ada di 17 kabupaten/kota yang tergabung dalam tim satuan tugas (Satgas).

"Ini kalau tidak diberdayakan, maka lalu lintas ternak kita tidak akan terjangkau dari pengamatan kita, baik di antara kabupaten/kota yang ada di Sultra maupun dari provinsi lain. Yang masuk maupun kita keluarkan," pungkasnya. (Adv)