Buka Rakor Satgas Ketahanan Pangan Jelang Ramadhan, Sekda Sultra Ingatkan Hal Ini

  • Reporter: La Niati
  • Editor: Dul
  • 26 Feb 2025
  • 2299 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Sultra melaksanakan rapat koordinasi (Rakor) Satuan Tugas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai strategi pengamanan pasokan dan harga pangan menjelang hari hari besar keagamaan nasional, Rabu (26/2/2025). 

Rakor dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra, Drs. H. Asrun Lio.,M.Hum.,Ph.D turut dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Sultra, Kepala Dinas Perdagangan, Kepala Dinas Perhubungan, Dinas Perkebunan, Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik Sultra, Dinas Terkait Kabupaten dan Kota serta para distributor. 

Dalam sambutannya, Sekda Sultra, Asrun Lio mengatakan, ketahanan pangan merupakan salah satu isu strategis yang menjadi perhatian utama pemerintah, baik ditingkat pusat maupun daerah. Hal ini dikarenakan ketahanan pangan memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai ketahanan pangan, diperlukan upaya yang sistematis dan berkelanjutan dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat.

"Rapat Koordinasi Satgas Ketahanan Pangan Provinsi Sultra ini merupakan salah satu upaya untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam mewujudkan ketahanan pangan khususnya di Sultra," ungkapnya.

Dikatakan, Rakor Ini merupakan forum untuk menentukan langkah-langkah dalam rangka menjaga ketersediaan, pasokan dan harga pangan menjelang bulan suci ramadhan dan perayaan idul fitri mendatang.

"Sebagai Satgas Ketahanan Pangan Sultra, kita memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan bahwa pasokan pangan tetap terjaga dengan baik, harga pangan stabil, dan masyarakat tidak terbebani oleh kenaikan harga yang signifikan. Oleh karena itu, melalui Rakor ini, kita akan merumuskan strategi yang efektif dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan, serta mengidentifikasi potensi permasalahan yang mungkin timbul selama periode tersebut," jelas Asrun Lio.

Asrun Lio mengatakan, ada tantangan yang dihadapi saat ini antara lain adalah peningkatan permintaan pangan. Setiap kali memasuki bulan puasa dan idul fitri, permintaan terhadap berbagai komoditas pangan, seperti beras, minyak goreng, daging, sayuran, dan bahan pangan pokok lainnya, mengalami peningkatan. Permintaan ini seringkali menyebabkan gangguan dalam rantai pasokan dan fluktuasi harga yang tidak terkendali.

"Untuk itu, kita perlu memastikan bahwa pasokan pangan dari berbagai sumber, baik itu dari dalam provinsi sulawesi tenggara sendiri, maupun dari luar daerah, tetap tersedia dalam jumlah yang cukup dan dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat," ujarnya.

Selain itu lanjutnya, pengawasan distribusi pangan menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan. Proses distribusi yang tidak efisien atau tidak tepat sasaran dapat menyebabkan terjadinya kelangkaan pangan. Ini tentu saja dapat mengganggu kestabilan harga pangan dan membuat masyarakat sulit mendapatkan barang dengan harga yang wajar.

Tantangan selanjutnya kata Asrun Lio, pengaruh inflasi dan kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi pangan, seperti biaya bahan bakar transportasi, dan biaya tenaga kerja, dapat menyebabkan lonjakan harga pangan. Selain itu, faktor eksternal seperti fluktuasi harga bahan baku pangan di pasar global juga dapat mempengaruhi harga pangan domestik.

"Dalam menghadapi hal ini, perlu ada penguatan kerja sama antar pemerintah daerah, sektor swasta, dan pelaku usaha pangan untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan. Kami juga mendorong peningkatan efisiensi dalam rantai distribusi dan penyaluran pangan ke masyarakat agar tidak ada margin yang terlalu besar yang membuat harga menjadi tidak terjangkau," terangnya. 

Asrun Lio menegaskan, mengingat tantangan yang cukup kompleks sehingga perlu merumuskan beberapa strategi untuk menjaga ketahanan pangan dan stabilitas harga. Diantaranya, pertama penguatan sistem pemantauan pasokan dan harga pangan adalah salah satu langkah yang sangat penting untuk memperkuat sistem pemantauan pasokan dan harga pangan di seluruh wilayah Sultra. 

"Tim Satgas Ketahanan Pangan diharapkan agar terus memantau perkembangan harga dan pasokan pangan di pasar-pasar tradisional dan retail modern, serta berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk mendapatkan data yang akurat dan up-to-date. Dengan pemantauan yang terstruktur, kita dapat segera mengidentifikasi potensi kelangkaan atau lonjakan harga yang tidak wajar, serta mengambil langkah-langkah korektif dengan cepat," jelasnya. Kedua, peningkatan kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta harus terus terjalin dalam menghadapi potensi kesulitan pasokan pangan.

Kerja sama ini dapat dilakukan melalui kemitraan dengan produsen pangan lokal, distributor, dan pelaku usaha lainnya untuk memastikan pasokan pangan yang cukup, serta memastikan keberlanjutan produksi dan distribusi pangan selama periode ramadhan dan idul fitri. 

"Kita juga dapat bekerja sama dengan bulog untuk memastikan cadangan pangan yang cukup, terutama untuk komoditas penting seperti beras, yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat," ungkapnya. 

"Ketiga, peningkatan produksi pangan sangat erat kaitannya dengan dalam asta cita presiden, terutama dalam konteks kedaulatan pangan, ketahanan pangan, dan kesejahteraan rakyat," pungkasnya. (ADV)