Turunkan Angka Stunting, Pemkot Pastikan Audit Kasus Stunting Berjalan

  • Reporter: Bardin
  • Editor: Dul
  • 19 Des 2024
  • 2131 Kali Dibaca

BAUBAU, KERATONNEWS.CO.ID-Berbagi upaya terus dilakukan dalam rangka mendorong penurunan angka stunting yang merupakan program nasional. Di Kota Baubau, upaya dilakukan dengan merekomendasikan audit kasus yang melibatkan berbagai pihak.

Pj Wali Kota Baubau yang diwakili Asisten III La Ode Darussalam mengatakan, upaya ini dalam rangka percepatan penurunan angka stunting di kota Baubau pada acara audit kasus stunting tingkat Kota Baubau tahun 2024 Kamis (19/12/2024). 

“Pelaksanaan rekomendasi hasil aksi audit kasus stunting ini akan sangat dibutuhkan. Komitmen, kolaborasi, koordinasi dan komunikasi yang kuat dan memastikan seluruh aktor pelaksana hadir, mengerahkan upaya terbaik dalam melakukan perannya semaksimal mungkin sehingga upaya percepatan penurunan stunting dapat terwujud,” kata Darussalam.

Audit kasus stunting di Kota Baubau mengambil sampel data keluarga beresiko stunting (krs) di wilayah Kecamatan Sorawolio dengan data sasaran baduta 8 orang, balita 11 orang, bumil 3 orang dan bufas 3 orang. 

Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi resiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran, mengetahui penyebab resiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran sebagai upaya pencegahan dan perbaikan tata laksana kasus yang serupa, menganalisis faktor resiko terjadinya stunting pada baduta/balita stunting sebagai upaya pencegahan, penanganan kasus dan perbaikan tata laksana kasus yang serupa, dan memberikan rekomendasi penanganan kasus dan perbaikan tata laksana kasus serta upaya pencegahan yang harus dilakukan.

"Maka dari itu melalui audit kasus stunting tahap ini, saya harap mampu menghasilkan faktor resiko, penyebab resiko, perbaikan tata laksana dan rekomendasi penanganan dan pencegahan yang efektif dan tepat sasaran dalam percepatan pencegahan kasus stunting dan penurunan kasus stunting,"ungkapnya.

Kota Baubau baru saja melaunching program genting (gerakan orangtua asuh cegah stunting). Sebuah ikhtiar yang tidak hanya sekedar bersedia menjadi orangtua asuh bagi keluarga beresiko stunting, tetapi lebih dari itu, sebuah gerakan yang didasari oleh niat tulus untuk membantu menyiapkan makanan siap santap bagi bumil, bufas, baduta dan balita yang masuk kategori beresiko stunting. 

Siti Marwah, seorang aktivis perempuan menyampaikan apresiasi atas upaya ini. Ia menilai harus ada langkah konkrit dan berkesinambungan untuk mengatasi masalah stunting.

“Saya kira stunting ini perlu dikawal secara terus menerus karena kasus ini berkaitan erat dengan aktivitas kehidupan. Pemerintah dan stakeholder harus bahu membahu bekerjasama. Tentunya dengan edukasi dan sosialisasi akan sangat membantu capaian program," kata Siti Marwah.

Tanggapan positif juga muncul dari kalangan warga khususnya kaum ibu di tingkat kelurahan. Apalagi sebelumnya juga telah disampaikan keterlibatan kaum ibu dalam membantu mengatasi masalah stunting.

Ibu Melinawati, seorang anggota dasawisma yang juga memiliki anak balita mengatakan, selama ini ia telah mengikuti beberapa kegiatan yang dilaksanakan pemerintah khususnya di puskesmas. Misalnya pemberian makanan tambahan yang langsung ditangani puskesmas.

“Kebetulan untuk masalah stunting ini kita sudah dilibatkan oleh puskesmas khususnya yang memiliki balita beresiko stunting. Yakni dengan mendapatkan pemnerian makanan tambahan yang bergizi. Itu salah satu untuk pencegahan stunting,” ujar Melinawati. (A)