Peserta Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia Expo Dipajaki saat Tiba di Bandara Haluoleo Kendari

  • Reporter: LM Ismail
  • Editor: Dul
  • 23 Okt 2024
  • 3006 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID - Sejumlah peserta Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia  (KMI) Expo yang tiba di Bandara Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara, dilaporkan mengalami insiden yang tidak mengenakkan. 

Peristiwa tersebut terjadi ketika beberapa peserta yang baru tiba untuk mengikuti pameran kewirausahaan bertempat di Universitas Halu Oleo ini dijemput oleh kerabat atau kolega menggunakan mobil pribadi yang berasal dari luar bandara. 

Namun saat berada di Bandara, mobil-mobil tersebut yang bakal digunakan untuk menjemput para peserta ini justru dipajaki berupa uang oleh para oknum dengan alasan karena tidak menggunakan kendaraan mobil yang stay di bandara.

Selaku tuan rumah KMI Expo 2024, Wakil Rektor III Universitas Halu Oleo (UHO), Nur Arafah sesalkan adanya insiden tersebut, mengingat para peserta ini merupakan tamu dari luar daerah yang berasal dari 287 universitas Perguruan tinggi yang ada di Indonesia dan bakal mengikuti kegiatan tahunan. 

Dari adanya permintaan sejumlah uang dari oknum yang berada di Bandara Haluoleo tersebut, hal ini dianggap sebagai pemalakan atau merupakan pungutan liar. 

"Karena terkait dengan insiden laporan yang datang itu, mereka itu merasa dipalak dan dipersulit. Tapi kan apapun alasannya ini kan Bandara publik, seharusnya kan tidak boleh ada insiden," ujarnya kepada media ini, Selasa (22/10/2024). 

Terlebih kendaraan yang digunakan untuk menjemput para peserta KMI ini bukan menggunakan mobol maxim, grab maupun yang  lainnya. 

"Harusnya Standar Pelayanan transportasi Itu di sana sudah bisa mengukur jumlah penumpang yang hadir. Kemudian ini kan ada yang dijemput keluarganya, ada yang dijemput temannya," ungkapnya. 

Dari kejadian seperti ini, takutnya nanti ada kesan buruk dari para peserta KMI terhadap UHO maupun daerah Sulawesi Tenggara. 

"Tidak ada gunanya kita teriak tentang pariwisata, kalau orang itu tidak nyaman dan ukuran kenyamanan itu ketika dari bandara. Itu dia sudah bisa rasakan situasi seperti apa nantinya," ungkapnya. 

Ia menegaskan bahwa ini bukan persoalan jumlah uang, melainkan terkait aturan. Sebab bila ada peraturan yang jelas untuk mengatur mekanisme penjemputan penumpang di bandara seperti di daerah lain, ia yakin tidak akan ada masalah.  

Sehingga ia menyarankan agar pemerintah turun tangan terkait hal ini apabila bandara belum mempunyai transportasi publik yang cukup. 

"Pemerintah itu harus turun tangan, kalau dia belum mempunyai transportasi publik untuk melayani keluarga yang datang di sini," katanya. 

Terkahir, Nur Arafah meminta kepada pihak bandara maupun stakholder lainnya untuk dapat bekerjasama agar bisa bersama-sama  membangun citra positifnya daerah Sulawesi Tenggara. (C)