KBM UHO Minta DPRD Sultra Buatkan Monumen Almarhum Randi-Yusuf

  • Reporter: LM Ismail
  • Editor: Dul
  • 26 Sep 2024
  • 2163 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID - Memperingati lima tahun tragedi penembakan yang menewaskan dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO), Randi dan Yusuf pada aksi demonstrasi di tahun 2019, ratusan mahasiswa UHO kembali mendatangi gedung DPRD Sulawesi Tenggara. 

Dalam aksi damai yang berlangsung, massa aksi yang tergabung dalam Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Universitas Halu Oleo (UHO) bersama Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK) menyuarakan permintaan kepada DPRD Sultra untuk mendirikan monumen sebagai bentuk penghormatan kepada almarhum Randi dan Yusuf.

Randi, seorang mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan Yusuf merupakan mahasiswa Fakultas Teknik yang menjadi korban dalam aksi demonstrasi menolak sejumlah kebijakan yang dianggap merugikan rakyat pada 26 September 2019. Keduanya tewas akibat tembakan yang diduga berasal dari aparat keamanan.

Jendral Lapangan, Heri Nista menyatakan bahwa monumen ini diharapkan menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan dan penindasan, serta pengingat bahwa demokrasi harus diperjuangkan dengan jiwa dan raga. 

"Hadirnya kami di sini hanya untuk meminta kepada Pemerintah untuk membuat monumen Randi Yuauf, agar masyarakat tau bahwa ada pahlawan demokrasi di Sulawesi Tenggara," ujarnya saat melakukan orasi, Kamis (26/9/2024). 

Massa aksi meminta monumen ini dibangun di dalam Kampus Universitas Halu Oleo. 

Selain menyerukan pembangunan monumen, mahasiswa juga mendesak agar pemerintah lebih serius dalam melindungi hak-hak demokratis warga negara, terutama dalam konteks kebebasan berekspresi dan berpendapat.

Menanggapi tuntutan tersebut, Wakil Ketua DPRD Sultra, Nursalam Lada yang menemui massa aksi, menyatakan dukungannya terhadap permintaan mahasiswa. 

"Kami akan mempertimbangkan aspirasi ini dan segera membahasnya, kebetulan saat ini masih sementara pembahasan anggaran perubahan," ucapnya. 

Dalam kesempatan itu, ia juga turut berduka cita atas wafatnya Randi-Yusuf mengingat saat ini dirinya menyaksikan langsung gelombang aksi yang besar di 26 September 2019 lalu. 

"Kami turut berduka atas peristiwa yang menimpa Randi dan Yusuf, dan kami akan berusaha agar kejadian ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak," ungkapnya.

Ditempat yang sama, Anggota Komisi III DPRD Prov Sultra, La Ode Tariala yang juga merupakan calon Ketua DPRD Sultra 2024-2029 menyetujui permintaan mahasiswa tersebut dan dirinya berkomitmen untuk menggambarkannya di tahun 2025 mendatang. 

"Saya secara pribadi ingin menuntaskan itu semua. Saya berjanji di situ, kita sudah sepakati pada tahun 2025 monumen itu kita bangun. Namun yang jadi pernyataannya sekarang adalah monumen seperti apa yang kita mau bangun, makanya kita dudukkan dulu," katanya. 

Takutnya, anggaran yang diharapkan oleh mahasiswa tidak sesuai dengan anggaran yang diberikan dari pemerintah. 

Olehnya dalam waktu dekat, ia mengatakan bakal memanggil dinas terkait dengan pihak mahasiswa untuk bersama-sama membahas monumen ini. 

Aksi ini berjalan damai dengan pengawalan ketat dari aparat keamanan, dan para mahasiswa berharap bahwa aspirasi mereka akan segera ditindaklanjuti oleh DPRD Sultra.

Tragedi 26 September 2019 meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban dan seluruh elemen masyarakat, khususnya di kalangan mahasiswa. Mereka berharap dengan adanya monumen tersebut, perjuangan Randi dan Yusuf untuk keadilan dan kebenaran akan terus dikenang sepanjang masa. (A)