Karena Malas dan Suka Telat ke Sekolah Jadi Alasan Kepsek SMAN 1 Lasolo Marahi Guru-Guru

  • Reporter: LM Ismail
  • Editor: Dul
  • 24 Jul 2024
  • 2413 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID - Persoalan mogok kerja yang dilakukan puluhan guru di SMAN 1 Lasolo, Konawe Utara (Konu) akibat bersiteruh dengan Kepala sekolah, rupanya karena adanya beberapa teguran yang diberikan.

Ketua Komite SMAN 1 Lasolo, Lioma mengatakan mogok kerja yang dilakukan para guru karena sudah tidak menginginkan Anas Herson menjadi Kepala sekolah di SMAN 1 Lasolo. 

"Keinginannya mereka itu, Kepala sekolahnya harus diganti, tetapi setelah mereka mengadukan ke Kepala Dinas juga menanggapi itu kesalahannya kepala sekolah belum hal-hal yang urgent, masih sebatas marah-marah," katanya. 

Ia mengungkapkan marah yang dikeluarkan oleh Kepsek merupakan bentuk teguran kepada para guru-guru, karena sebanyak kurang lebih 28 guru tersebut suka tidak hadir di sekolah, terlambat datang, dan tidak terima karena dimarahi  saat menjadi ketua ulangan pelaksana ulangan sementar. 

"Kesalahan Kepala sekolah itu hal-hal yang urgent, masih sebatas marah-marah. Marah-marah itu berkisar ke 28 orang itu, jawabannya dimarahi karena tidak hadir di sekolah, terlambat datang di sekolah dan ada juga yang jadi ketua pelaksana ujian semester, di marahi katanya," ucapnya saat dihubungi melalui via whatsapp, Rabu (24/7/2024). 

Sehingga menurutnya marah yang dilakukan oleh Kepsek tersebut masih sebatas wajar demi meningkatkan kinerja agar lebih baik dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab. 

"Masih hal wajar. Cuma mungkin guru-guru ini mereka menganggap tidak wajar karena alasannya mereka di depan siswa," katanya. 

Terakhir, dirinya berharap setalah melakukan pertemuan dengan guru-guru  yang telah dilakukannya bisa membuat para guru bisa kembali bekerja dan melakukan proses mengajar. 

Sementara itu konfirmasi berbeda Kepsek SMAN 1 Lasolo, Anas Herson, mengatakan sebenarnya ia memiliki alasan jelas terkait keluhan Kamria sebagai guru sekolah. 

"Saat itu, malam kejadian, saya sudah beberapa kali ditelepon pihak inspektorat dan pengawas sekolah, bahwa besok paginya ada pemeriksaan data sekolah," ucapnya. 

Data sekolah dimaksud menurut Kepsek yakni, data jumlah siswa penerima dana bos. Data ini  akan disesuaikan dengan dapodik sekolah apakah sudah sesuai jumlahnya atau tidak. Penyusunan data, mesti diselesaikan malam agar keesokan hari bisa rampung saat diperiksa inspektorat.

"Tapi, saat saya datang ke rumah ibu Kamria, Demi Tuhan saya tak masuk dalam rumah. Saya hanya datang ambil laptop," imbuhnya Kepsek. 

Dia juga mengakui, kerap berbicara dengan intonasi yang terdengar keras kepada guru-guru atau staf di sekolah. Namun, kata Anas, semua itu dilakukan karena membiasakan para guru, staf dan siswa mematuhi aturan. 

"Saya memang biasa marah karena tugas para guru terlambat diselesaikan, tidak datang mengajar tanpa alasan jelas, kemudian siswa dan guru yang tidak disiplin dan melanggar aturan sekolah," pungkasnya. 

Anas juga mengakui, sudah meminta maaf. Namun, sikap kepala sekolah berujung laporan ke polisi oleh salah seorang guru. (B)