Dinas Perkebunan dan Holtikultura Sultra Edukasi Petani Melalui SL GAP

  • Reporter: La Niati
  • Editor: Dul
  • 31 Mei 2024
  • 2323 Kali Dibaca

KENDARI,KERATONNEWS.CO.ID - Petani memiliki arti penting bagi daerah terutama dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, sehingga diperlukan edukasi yang masif kepada para petani dalam meningkatkan produksi.

Untuk itu, Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) secara masif melaksanakan Sekolah Lapangan Good Agriculture Practices (SL-GAP) guna meningkatkan sumber daya manusia (SDM) petani.

Kepala Bidang Holtikultura Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sultra, Djoji Paat, S.P., M.Si mengatakan bahwa salah satu perhatian utama mendorong sektor pertanian adalah dengan terus menggenjot hasil produktivitas.


Ia menyatakan untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan edukasi yang masif pada para petani. Terutama tentang cara bercocok tanam yang benar, sehingga para petani tidak gampang puas dengan hasil saat ini dan mereka mau melakukan sejumlah inovasi.

Untuk itu kata Djoji Paat, pihaknya secara masif melakukan Sekolah Lapangan Good Agriculture Practices di beberapa daerah yakni di Kabupaten Bombana dan Kolaka Timur (Koltim), Konawe dan Kota Bau-Bau.

"Dua daerah Bombana, Koltim, Bau-Bau sudah selesai dilaksanakan, dan minggu depan akan dilaksanakan di Kabupaten Konawe," ungkapnya,


Kata dia, pelaksanaan SL GAP ada empat kelas, diantaranya Kabupaten Bombana terdiri dari dua kelas yakni komoditi tanaman hortikultura bawang dan pisang, di Koltim pengembangan cabe dan di Konawe cabe dan Kota Bau-Bau yakni komoditi jeruk.

Djoji Paat mengatakan, SL GAP bertujuan agar petani mampu menghasilkan produk yang aman konsumsi, bermutu, dan berdaya saing untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun ekspor.


"Ini agar para petani bisa berbudidaya tanaman yang baik. Para petani diedukasi terkait bagaimana mengolah tanah dengan baik, mencatat kegiatan pertanian agar menjadi dasar dia ke depan, edukasi pengamatan tanaman," jelasnya.

"Pencatatan itu penting, petani yang rutin melakukan pencatatan akan mendapatkan sertifikasi lahan," sambungnya.

Menurutnya, di era pasar bebas menghendaki produk pertanian yang aman konsumsi, bermutu, dan diproduksi secara ramah lingkungan dan berdaya saing


Ia berharap para peserta yang mengikuti Sekolah Lapangan Good Agriculture Practices dapat mengambil dan menyerap pengetahuan tersebut dan diimplementasikan di lapangan, sehingga produksi pertanian, khususnya komoditas bawang, pisang, cabe dan jeruk bisa berjalan maksimal.

"Insyaallah produksi meningkat, maka pendapatan dan kesejahteraan meningkat," katanya. (Adv)