Alhamdulillah, Suryani Raih Gelar Doktor

  • Reporter: La Niati
  • Editor: Dul
  • 12 Agu 2024
  • 2493 Kali Dibaca

KENDARI,KERATONNEWS.CO.ID - Pascasarjana Universitas Padjadjajaran (Unpad) menggelar ujian terbuka promosi doktor bagi Suryani mahasiswa Program Doktor Farmasi di Auditorium Fakultas Farmasi Unpad pada Senin (12/8/2024).

Promovendus Suryani mempresentasikan hasil penelitiannya yang berjudul Sintesis Kitosan Laktat dan Aplikasinya pada Sistem Penghantaran Nanopartikel di hadapan tim penguji yang diketuai Prof. Dr. rer. nat. Apt. Anis Yohana C, M.Si.

Sidang promosi juga dihadiri tim penguji internal yaitu Prof. Dr. Eng. I Made Joni, M.Sc dan Prof. Dr. Ruslin, M.Si. Selain itu, juga dihadiri penguji eksternal Dr. La Ode Ahmad Nur Ramadhan. 

Dalam sidang promosi mahasiswa yang digelar terbuka tersebut, Suryani berhasil mempertahankan hasil penelitiannya di depan para penguji dan promotornya.

Dalam paparannya, Suryani menjelaskan kitin dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan kitosan berat molekul (BM) rendah melalui proses deasetilasi dan depolimerisasi. Cangkang udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan sumber alam yang potensial karena mengandung kitin sebesar 20-50% berat kering.

"Metode depolimerisasi kitosan dapat dilakukan menggunakan metode kimia dan fisika. Metode kimia yaitu menggunakan metode asam sedangkan metode fisika menggunakan sonikasi," paparnya. 

Menurut Suryani, kitosan berat molekul rendah memiliki solubilitas, kemampuan degradasi, toksisitas lebih baik dibandingkan dengan kitosan BM tinggi serta lebih reaktif terhadap berbagai modifikasi struktur. 

Kemudian, kitosan memiliki hambatan dalam pemanfaatannya antara lain kelarutan rendah pada pH netral dan membentuk endapan pada pH fisiologis. Untuk itu, berbagai modifikasi dilakukan untuk memperbaiki sifat kitosan salah satunya modifikasi menjadi kitosan laktat. 

"Pada penelitian ini dilakukan sintesis kitosan laktat dari kitosan BM rendah yang diperoleh dari udang Vername dengan asam laktat yang akan diaplikasikan pada pembuatan nanopartikel dengan kurkumin sebagai model zat aktif," jelas Suryani. 

Dikatakan, tahapan penelitian ini adalah penyiapan sampel kulit udang vaname, karakterisasi serbuk kulit udang, isolasi kitosan dari kulit udang yang dilakukan dengan tahapan deproteinasi, demineralisasi, deasetilasi. Kitosan yang diperoleh kemudian dikarakterisasi sesuai dengan persyaratan pharmaceutical grade, penetapan rendemen, uji ninhidrin, analisis struktur menggunakan FTIR dan NMR-H, pengamatan bentuk dan permukaan partikel menggunakan SEM, analisis termal menggunakan DSC, dan penetapan indeks kristalinitas menggunakan XRD. 

Selanjutnya, depolimerisasi kitosan dilakukan menggunakan kombinasi metode asam yaitu menggunakan asam format dan sonikasi. Proses depolimerisasi dioptimasi menggunakan Box Behnken Design (BBD). Prosedur karakterisasi yang dilakukan pada kitosan BM rendah hasil depolimerisasi sama dengan prosedur karakterisasi yang dilakukan pada kitosan. Kitosan laktat disintesis menggunakan kitosan BM rendah dengan asam laktat. 

"Setelah dilakukan karakterisasi, kitosan laktat yang diperoleh kemudian digunakan pada pembuatan nanopartikel kurkumin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kitosan yang diisolasi dari udang vaname memenuhi sebagian besar persyaratan kitosan berdasarkan pharmaceutical grade, metode depolimerisasi optimum kitosan diperoleh menggunakan Box Bhenken Design (BBD) kombinasi antara asam format dan sonikasi dengan 3 variabel Datu konsentrasi kitosan dalam 3m 20 dan 10 sonikasi dan waktu yaitkasi berturut-turut adalah 0,733%, 20°C, das 10 menit," jelas Suryani. 

"Kitosan BM rendah yang diperoleh dari proses depolimerasi secara optimum memiliki karakteristik berat molekul, derajat deasetilasi dan rendemen berturut-turki adalah 32,359 kDa, 98,86% dan 89,33%, tidak terjadi perubahan struktur dari gugus fungsi pada kitosan BM rendah yang dihasilkan berdasarkan hasil analisis menggunakan FTIR dan NMR-H. Hasil analisis menggunakan DSC menunjukkan tidak terjadinya perubahan sifat termal. Morfologi kitosan BM rendah tidak beraturan dengan nilai indeks kristalinitas 23,40%. Kitosan laktat dapat disintesis dari kitosan berat molekul rendah dan asam laktat," jelas Suryani. 

Menurut Suryani, analisis menggunakan FTIR dan NMR menunjukkan terbentuknya kitosan laktat, analisis termal menggunakan DSC dan TGA menunjukkan puncak eksotermik pada suhu 253,15 dan 302,59° C, morfologi tidak beraturan permukaan yang tidak rata dan nilai indeks kristalinitas kitosan laktat sebesar 15,55%. 

"Kitosan laktat yang dihasilkan dapat diaplikasikan dalam formulasi nanopartikel kurkumin dengan karakteristik yang dihasilkan ukuran partikel yaitu 128,58-208,23 nm; nilai indeks polidispersitas yaitu 0,362-0,418; zeta potensial yaitu -8,64 -11,53 mV, morfologi berbentuk sferis dan permukaan halus, efisiensi penjerapan sebesar 84,38-94,74%. Profil pelepasan nanopartikel menunjukkan pelepasan kurkumin yang lebih besar dibandingkan dengan kurkumin murni selama 24 jam," pungkas Suryani. 

Usai sidang, Promovendus Suryani dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar doktor. (C)