Percepatan Penurunan Stunting, Masyarakat Diimbau Perbaiki Data Kependudukan

  • Reporter: Israwati
  • Editor: Dul
  • 09 Agu 2023
  • 2432 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID-Masyarakat  Sulawesi Tenggara diimbau agar memperbaiki data kependudukan di catatan sipil.

Imbauan itu mengikut adanya upaya Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dalam membantu penurunan stunting di Sultra.

Kepala Disdukcapil Sultra, Muhammad Fadlansyah mengatakan peran serta Dukcapil yakni memastikan semua data stunting sudah memiliki dokumen kependudukan.

Seperti akta kelahiran, kartu keluarga, terutama nomor induk kependudukan (NIK), agar mereka lebih mudah mengakses layanan-layanan dari stunting.

Sebab semua data penerima bantuan atau akses layanan publik saat ini datanya berbasis NIK.

"Karena datanya berbasis NIK, sehingga kami menjamin bahwa yang kena stunting itu bisa memberikan dokumen," ungkapnya.

Kata dia, dari 2,7 juta jiwa di Sultra, tersisa 2 persen atau sekira 50 ribuan masyarakat yang belum memiliki KTP.

Menurutnya masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki KTP lantaran masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kepemilikan dokumen kependudukan tersebut.

"Karena sekarang itu tidak bisa mengakses layanan publik Kalau tidak ada dokumen kependudukan," ucapnya.

"Masyarakat lebih proaktif memperbaiki data-data, dokumen elemen kependudukannya karena yang stunting itu rata-rata masyarakat ke bawah dan itu memang secara umum kesadaran akan kepemilikan dokumen masib rendah," jelasnya.

Berdasarkan data Dukcapil Sultra, daerah di Sultra yang tinggi angka stunting nya berada di Kabupaten Bombana.

Namun pihaknya akan berkoordinasi kembali dengan BKKBN dan Dinas Kesehatan untuk memastikan data tersebut.

Mengingat telah banyak upaya yang dilakukan pemerintah provinsi, kabupaten dan kota dalam rangka penurunan angka stunting.

"Jangan sampai data-data yang tadi disebutkan terjadi penurunan atau kenaikan stunting, lebih ke masalah data saja, yang kita harapkan memang betul-betul clear tapi kalau hanya permasalahan data itu kan sayang sekali. Kita sudah berupaya bagus-bagus tapi malah kena data, target kita menurun," bebernya.

"Paling baik itu Kota Kendari, paling rendah justru Bombana dan itu kita akan cocokkan dengan data by name by address berbasis NIK," tambahnya. (C)