KSOP Siapkan 35 Armada Saat Mudik Lebaran Idul Fitri 2023

  • Reporter: Israwati
  • Editor: Dul
  • 10 Apr 2023
  • 2587 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID- Dalam rangka mempererat koordinasi dan konsolidasi untuk melayani masyarakat yang akan melaksanakan mudik  lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah/2023 melalui jalur laut, Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Kendari terus melakukan beberapa upaya persiapan.
Salah satunya melakukan peninjauan di kapal Pelni yang akan difungsikan saat mudik lebaran nanti.

Kepala KSOP Kelas II Kendari, Agus Winartono mengatakan untuk mudik tahun ini pihaknya menyediakan sekiranya 35 armada dari berbagai jenis kapal dan ukuran. Yang mana telah dilakukan pemeriksaan kelaikan dari kapal-kapal tersebut.

Dari 35 armada yang disediakan itu termasuk kapal perintis dan kapal Pelni.

"Kapal-kapal ini nantinya akan melayani saudara-saudara kita yang akan mudik lewat laut, in sha Allah lancar. Kita doakan saja nanti cuacanya juga baik, biar nanti semuanya bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan tema 'Mudik Aman dan Berkesan'," ungkapnya usai melakukan peninjauan dikapal Jetliner, Senin (10/4/2023).

"Kita kan sekarang ada di kapal Jetliner ini, yang melayani dari Kendari ke Wakatobi. Dengan kapal yang besar sekali ini, dilengkapi dengan fasilitas yang juga sangat baik ikut membantu kelancaran mudik dengan kapasitas muatan 500-700 penumpang," jelasnya menambah.

Ia menyebut, puncak arus mudik lewat jalur laut di Sultra diperkirakan akan terjadi pada tanggal 18 malam sampai 20 April.
Kenapa hanya tiga hari? Sebab kata dia pada tanggal 19 April itu pemerintah telah menetapkan cuti bersama.

"Jadi Biasanya teman-teman atau saudara kita itu besoknya cuti malamnya sudah pada pulang, itu sudah kita antisipasi," ucapnya.

Namun, tidak lupa ia mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan mudik lebih awal, agar nantinya tidak terjadi penumpukan saat puncak mudik.
Sebab jika terjadi penumpukan akan dapat menimbulkan banyak resiko seperti halnya tidak kebagian tiket, dan alokasi kapal terbatas.

"Jadi untuk teman-teman atau saudara-saudara mohon melakukan mudik itu dari jauh-jauh hari. Jangan menunggu mendekati hari lebaran. Dan itu pas puncak-puncaknya itu sangat tidak nyaman," bilangnya.

Ia menyebut jumlah data pemudik tahun lalu mencapai 40.000 orang dari H-15 lebaran sampai hari H. Sedangkan untuk tahun ini pihaknya memprediksi akan terjadi kenaikan diatas 10 persen.

"Tetapi kita sudah mengantisipasinya dengan mempersiapkan sumber daya yang ada, kita menggandeng semua termasuk operator pelayaran untuk menyiapkan kapal-kapal cadangan jika nantinya ada lonjakan penumpang yang berada diluar prediksi kita," bebernya.

Selain itu, pihaknya juga melakukan apel gabungan kesiapan angkutan laut dalam rangka mudik lebaran 1444 Hijriah atau 2023 yang diikuti oleh semua stakeholder terkait diantaranya dari TNI/Polri, Kesehatan, BMKG, Pelindo, Pelni dan lainnya di Pelabuhan Bungkutoko.

Ditempat sama Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, Sugeng mengatakan untuk keamanan penyeberangan selama mudik, masyarakat diimbau agar tetap mengupdate atau memperbaharui informasi cuaca di BMKG, salah satunya melalui media sosial BMKG. Sehingga keberangkatan bisa diperhitungkan. 

Apalagi bagi para operator kapal, diharapkan untuk selalu mengupdate informasi cuaca sehingga diperjalanan kapal bisa diantisipasi dan lebih dipersiapkan lagi. 

"Kalau ada hal-hal yang tidak diinginkan, tidak akan terjadi. Untuk kenaikan tinggi gelombang bukan aman atau tidak, itu yang tahu sebenarnya KSOP. Kan tinggi gelombang dalam 1 meter itu ada yang aman untuk kapal besar seperti Jetliner ini. Tapi kan kalau untuk kapal yang lebih kecil lagi tidak aman," jelasnya. 

Terlebih, BMKG memprediksi tinggi gelombang laut di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami peningkatan. 

Dimana kenaikan gelombang ini bakal berlangsung selama tujuh hari kedepan. 

Utamanya di perairan selatan Sulawesi Tenggara, yaitu dari selatan Kabaena sampai ke timur laut Banda. 

"Gelombang laut mulai hari ini sampai satu minggu ke depan kelihatan ada kenaikan tinggi gelombang," ucapnya.

Kata dia, kemungkinan itu terjadi karena ada dampak Siklon di wilayah selatan Indonesia atau antara negara Australi, sehingga meningkatkan tinggi gelombang yang ada di perairan Sultra. 

Sementara itu, salah satu warga yang hendak mudik, Ahmad Sunarto mengaku memilih mudik lebih awal agar tidak berdesakan nantinya.

"Seperti tahun-tahun sebelumnya mendekati lebaran penumpang itu padat makanya kami memilih mudik lebih awal," katanya.

Ia mengatakan, dirinya bersama keluarga hendak mudik ke Luwuk Sulawesi Tengah dengan estimasi perjalanan 18 jam.

Dengan biaya tiket Kendari-Luwuk sekiranya  Rp107.000 per orang. (A)