BPS Menyebut Sulawesi Tenggara Punya Peluang Ekspor Besi dan Baja

  • Reporter: Israwati
  • Editor: Dul
  • 01 Mar 2023
  • 1991 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebut Sulawesi Tenggara dengan segala potensi Sumber Daya Alam (SDA) mempunyai peluang dalam perdagangan luar negeri. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra, Agnes Widiastuti mengatakan komoditi yang selama ini menjadi andalan Sultra dalam ekspor adalah besi dan baja serta bermacam hasil laut.

"Negara yang menjadi tujuan ekspor tersebar pada benua Asia, Australia hingga Amerika," ungkapnya, Rabu (1/3/2023).

Ia juga menyampaikan nilai ekspor Sultra pada Januari 2023 mencapai US$369,37 juta atau turun 26,63 persen dibanding ekspor Desember 2022 yang tercatat US$503,42 juta. 

Sementara itu untuk volume ekspor Januari 2023 tercatat 164,62 ribu ton atau turun sebesar 24,89 persen dibanding volume ekspor Desember 2022 yang tercatat 219,18 ribu ton. 

"Penurunan terbesar Ekspor Sulawesi Tenggara Januari 2023 terjadi pada komoditas besi dan baja senilai US$131,90 juta. Ini mengalami penurunan sebesar 26,40 persen," jelasnya.

Menurutnya sektor ekspor di Sultra pada Januari 2023 didominasi oleh sektor industri pengolahan sebesar US$369,28 juta atau sebesar 99,98 persen.

"Sisanya ada disektor pertanian sebesar US$0,09 juta atau 0,02 persen," katanya.

"Ekspor Sultra pada Januari 2023 yang terbesar itu ke Tiongkok yaitu US$345,17 juta, disusul India senilai US$22,61 juta dan Jepang senilai US$0,51 juta," tambahnya.

Sementara itu, pada nilai impor Sultra, Agnes mengatakan pada Januari 2023 mencapai US$249,26 juta. Dimana angka ini mengalami peningkatan sebesar 124,85 persen jika dibandingkan pada Desember 2022  yang tercatat US$110,86 juta.

"Volume impor Januari 2023 senilai 653,22 ribu ton, naik 194,311 persen dibandingkan Desember 2022 atau naik 88,64 persen dibandingkan Januari 2022," bebernya.

Peningkatan impor golongan barang terbesar Januari 2023 dibandingkan Desember 2022 adalah bahan bakar mineral yaitu sebesar US$136,41 juta yang mengalami peningkatan n279,92 persen. 

Agnes juga membeberkan negara pemasok barang impor terbesar selama Januari 2023 adalah Tiongkok senilai US$163,86 juta, Singapura senilai US$51,48 juta, dan Australia senilai US$24,89 juta.

Menurut golongan penggunaan barang, impor Januari 2023 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya mengalami peningkatan 124,85 persen. 

Nilai bahan baku/penolong mengalami peningkatan sebesar US$82,53 juta (naik 50,35 persen) dan barang konsumsi pun meningkat sebesar 54,83 persen atau senilai US$0,01 juta. Sedangkan golongan barang modal turun 92,60 persen atau turun senilai US$35,46 juta.

Neraca perdagangan Sulawesi Tenggara Januari 2023 mengalami surplus US$120,11 juta. (C)