Langkah Distanak Sultra Dorong Peningkatan Pangan di 2025

  • Reporter: Israwati
  • Editor: Dul
  • 18 Jan 2025
  • 2874 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID- Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sulawesi Tenggara terus mengupayakan langkah strategis untuk menjadikan Sultra sebagai salah satu daerah penopang produksi pangan nasional tahun 2025. 

Langkah ini wujud komitmen Distanak dalam mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam ketahanan pangan.

Kepala Distanak Sultra, La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengatakan bahwa sebagai salah satu provinsi prioritas, Sultra ditargetkan memproduksi 30.726 ton benih pada tahun 2025. Target ini didukung melalui program bantuan benih yang telah disalurkan pada tahun 2024 lalu. 

Selain itu, alokasi 6.173 unit pompanisasi tadah hujan dan tambahan 1.967 unit dari Direktorat Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) diharapkan mampu meningkatkan produktivitas lahan pertanian.

"Kami terus berkoordinasi dengan Pj Gubernur Sulawesi Tenggara dan Sekretaris Daerah Sultra untuk memperkuat infrastruktur pertanian dan mendukung peningkatan produksi pangan," ujarnya.

Salah satu program unggulan Distanak Sultra adalah pencetakan 5.726 hektar lahan sawah baru pada tahun 2025. 

Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan produksi padi guna memenuhi kebutuhan masyarakat Sultra sekaligus mengurangi ketergantungan pada pasokan beras dari luar daerah.

“Nantinya pembukaan lahan ini akan dilakukan di wilayah-wilayah yang memiliki potensi tinggi untuk pengembangan sawah, Kolaka Timur sebagai daerah prioritas,” terangnya.

Lanjutnya, daerah lain yang memenuhi kriteria juga akan mendapat perhatian dalam program ini. Program cetak sawah baru ini didesain untuk menciptakan ketahanan pangan berkelanjutan. 

Distanak Sultra telah menyiapkan langkah-langkah persiapan, seperti penyediaan benih unggul, pembangunan saluran irigasi, serta distribusi pupuk dan alat pertanian modern.

“Kami memastikan bahwa semua kebutuhan petani akan terpenuhi, sehingga proses pembukaan lahan dan penanaman padi dapat berjalan tanpa kendala,” ungkapnya.

Menurut Rusdin, keberhasilan program ini tidak terlepas dari sinergi antara pemerintah pusat dan daerah. Dengan koordinasi yang baik, Sultra diharapkan mampu menjadi salah satu daerah penghasil beras utama di Indonesia.

“Ini adalah wujud komitmen bersama untuk mendukung swasembada pangan nasional. Sinergi dan implementasi program strategis ini menjadi langkah signifikan dalam menjawab tantangan ketahanan pangan,” bebernya 

Selain meningkatkan produksi padi, program cetak sawah ini diharapkan dapat membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat, khususnya para petani. 

“Pengelolaan lahan secara berkelanjutan akan memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal,” ungkapnya.

Distanak juga menargetkan kontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi pangan nasional. Program ini menjadi bukti nyata bahwa Sultra siap mendukung swasembada pangan dan menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan di masa depan.

“Kami yakin, Sultra mampu menjadi salah satu daerah penghasil beras yang dapat diandalkan di Indonesia,” tutupnya. (Adv)