Upaya Distanak Sultra Tingkatkan Kualitas dan Taraf Hidup Petani untuk Mengentaskan Kemiskinan di Desa

  • Reporter: La Niati
  • Editor: Dul
  • 16 Des 2024
  • 2304 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID – Petani adalah tulang punggung perekonomian desa. Mereka mengelola sumber daya alam, menghasilkan pangan, dan menciptakan lapangan kerja. 

Namun, seringkali mereka terkendala oleh keterbatasan akses ke modal, teknologi, dan pasar. Pemberdayaan kelompok ini menjadi sangat penting untuk meningkatkan produktivitas, membuka peluang pasar, dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Untuk itu, meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan kapasitas petani lokal menjadi perhatian utama Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dalam upaya pembangunan pertanian berkelanjutan di daerah dan pengentasan kemiskinan di desa.  


Kepala Distanak Sultra, La Ode Muh. Rusdin Jaya, mengatakan sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup dan kapasitas petani lokal, pihaknya terus memperkuat perannya melalui berbagai program penyuluhan, pelatihan bagi para petani dan regenerasi petani. 

“Kami berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan kelas para petani agar mereka bisa menjadi petani utama yang lebih profesional dan produktif,” ujarnya.

Kata Rusdin Jaya, ada tiga tingkatan petani, yakni petani pemula, petani madya, dan petani utama. Saat ini, mayoritas petani di Sultra masih berada di level petani pemula.

“Petani pemula cenderung fokus pada kebutuhan subsisten atau mencukupi kebutuhan keluarga sendiri. Sementara itu, petani madya mulai berupaya meningkatkan hasil produksi mereka untuk pasar lokal. Sedangkan petani utama sudah memiliki kemampuan menjual hasil panen mereka ke luar daerah, menciptakan peluang ekonomi yang lebih luas,” jelasnya. 


Olehnya itu kata Rusdin Jaya, Distanak Sultra terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan kapasitas petani lokal, seperti peningkatan kapasitas penyuluh. peran penyuluhan sangat krusial dalam mendukung transformasi petani lokal. Penyuluhan tidak hanya memberikan pemahaman teknis, tetapi juga mengubah pola pikir petani agar lebih berorientasi pada pengembangan usaha pertanian yang berkelanjutan. 

“Melalui penyuluhan dan program seperti sekolah lapang, kami ingin membekali para petani dengan keterampilan praktis dan pengetahuan mendalam sehingga mereka bisa naik kelas. Program ini sudah berjalan selama tiga tahun terakhir dan terus kami tingkatkan agar manfaatnya bisa dirasakan secara merata,” terangnya.

Selain peningkatan kapasitas, Distanak juga melakukan upaya menarik minat generasi muda atau petani milenial untuk terjun ke dunia pertanian. Berbagai strategi telah dirancang untuk menarik minat anak muda, termasuk pengenalan teknologi pertanian berbasis digital, pemberian akses modal usaha, dan pelatihan khusus yang lebih relevan dengan kebutuhan generasi milenial.