Distanak Sultra Dorong Petani Terapkan Pertanian Ramah Lingkungan Melalui Sekolah Lapang Genta Organik

  • Reporter: La Niati
  • Editor: Dul
  • 17 Des 2024
  • 1939 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID - Dalam rangka mendorong penguatan hasil produksi pada areal pertanaman komoditas padi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sultra melakukan kegiatan sosialisasi percontohan penerapan teknologi pertanian melalui sekolah lapang tematik Gerakan Pertanian Pro Organik (Genta Organik).

Salah satu lokasi sosialisasi percontohan penerapan teknologi pertanian melalui sekolah lapang tematik Gerakan Pertanian Pro Organik adalah para petani yang ada di Kelurahan Ngkari-ngkari, Kecamatan Bungi, Kota Baubau. 

Kepala Distanak Sultra, La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengatakan, program tersebut menjadi salah satu upaya Pemprov Sultra dalam mengurangi penggunaan pupuk kimia dan menjaga kelestarian lingkungan dan kekeringan, yang pada akhimya mendukung terwujudnya swasembada pangan di Sultra. 


“Kegiatan sosialisasi percontohan penerapan teknologi pertanian melalui sekolah lapang tematik gerakan pertaniani pro organik (Genta Organik) menjadi salah satu upaya Kementerian Pertanian dalam mengurangi penggunaan pupuk kimia dan menjaga kelestarian lingkungan dan keinginan sumber daya alam, yang pada akhirnya mendukung terwujudnya swasembada pangan dan perlindungan pangan nasional,” ungkapnya. 

Dikatakan, kegiatan tersebut diikuti oleh 40 orang petani, Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) 10 orang, tokoh masyarakat dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Baubau. 

Dikesempatan itu, Rusdin menyampaikan penghargaan dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Baubau dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Bungi yang telah melakukan berbagai persiapan untuk menyukseskan kegiatan tersebut.

Kata dia, BPP Bungi merupakan satu-satunya BPP yang menyelenggarakan sekolah lapang di Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2024 yang difasilitasi Satker APBN Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara, yang melibatkan kelompok pertanian yang telah memenuhi syarat.

“Ke depannya kami mengharapkan dengan adanya kegiatan ini lebih mengoptimalkan lagi peran BPP dalam memberikan pendampingan kepada kelompok tani. Demikian juga kelompok tani dapat menerapkan teknologi genta organik di lahan usaha taninya serta menyebarkan ke anggota kelompok tani lainnya,” harap Rusdin Jaya. 

Rusdin menuturkan, genta organik memerlukan pemahaman yang mendalam agar petani mampu memproduksi pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah secara mandiri, masif dan berkelanjutan. 

Kata dia, gerakan tersebut tidak berarti petani tidak boleh menggunakan pupuk an organik (pupuk kimia), namun dalam pengelolaan usahataninya petani masih bisa menggunakan pupuk an organik (pupuk kimia) sesuai ketentuan dengan menerapkan konsep pemupukan berimbang.

“Berbagai persoalan yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas pertanian di Sulawesi Tenggara seperti fenomena iklim yang tidak menentu, keterbatasan benih berkualitas bersertifikat, ketersediaan dan harga pupuk anorganik yang semakin mahal, serta masalah organisme pengganggu tanaman, menjadikan sekolah lapang (SL) Genta Organik menjadi sangat penting untuk dilaksanakan,” ucapnya.

Rusdin menambahkan, genta organik diharapkan dapat menjadi suatu gerakan penggunaan bahan-bahan organik dalam usaha pertanian, yang dilakukan secara bersama-sama guna meningkatkan produksi dan kesejahteraan masyarakat/petani.

“Sekolah lahan merupakan bentuk sekolah yang seluruh proses belajar-mengajarnya dilakukan di lapangan, yakni dilaksanakan di lahan petani peserta St, dalam upaya peningkatan produksi padi. ??Proses pembelajaran sekolah lapang didasarkan pada pendidikan orang dewasa yang dikemas dalam metode pembelajaran yang praktis, sistematis dan menarik "kesimpulan. (ADV)