Disketapang Pastikan Ketersediaan Pangan di Sultra Aman

  • Reporter: Israwati
  • Editor: Dul
  • 22 Mei 2023
  • 2588 Kali Dibaca

KENDARI, KERATONNEWS.CO.ID- Ketersediaan pangan di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dipastikan mencukupi, berdasarkan data neraca ketersediaan dan kebutuhan bahan pokok untuk Mei 2023.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Sultra, Ari Sismanto mengatakan stok beras masih diatas 80,023 ton,  jagung 9,149 ton, kedelai 675 ton, bawang merah 123 ton.

Bawang putih 141 ton, cabai besar 574 ton, cabai rawit 285 ton, daging sapi 527 ton, daging ayam ras 1, 311 ton, telur ayam ras 341 ton, gula pasir 610 ton, dan minyak goreng 182 ton.

"Begitupun untuk kebutuhan yang lain, saya pikir tidak ada stok kita yang terbatas," ungkapnya kepada Keratonnews.co.id usai mengikuti rapat inflasi di Rujab Gubernur Sultra, Senin (22/5/2023).

Hanya saja kata dia, sedikit terjadi lonjakan harga  untuk komoditas telur ayam ras. Yang mana disebabkan naiknya harga bahan baku pakan ternak sehingga berimbas pada kenaikan harga telur.

Pasalnya kenaikan harga itu terjadi sejak Minggu ini. Dimana sebelumnya telur dibanderol dengan harga Rp28.000 per kg atau sekitar Rp54.000 per rak, kini menjadi Rp30.000 per kg atau Rp60.000 per rak.

"Karena harga kedelai lagi naik, dan jagung juga cenderung naik dan akhirnya mempengaruhi harga pakan ternak naik dan sedikit terpengaruh juga di harga telur dan daging ayam," jelasnya.

"Di Minggu kemarin kita masih normal, tapi ada pergerakan di Minggu ini. Kalau untuk bawang merah sedikit ada kenaikan juga tapi tidak signifikan," sambungnya.


Selain itu, ia menyebut salah satu daerah di Sultra  yaitu Kolaka Utara terjadi lonjakan indeks perubahan harga, khususnya komoditas beras, ikan kembung, dan juga minyak goreng.

Sehingga tim pengendalian inflasi daerah (TPID) Sultra melayangkan surat ke Kabupaten Kolaka Utara dalam hal ini TPID untuk mengambil langkah-langkah dalam menekan laju perubahan harga.

"Kemudian Kolaka Utara juga sudah melakukan rapat, kemungkinan dalam waktu dekat kita akan melakukan intervensi untuk melakukan gerakan pangan murah," ucapnya.

Menurutnya, terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya indeks perubahan harga untuk beberapa komoditi tersebut, diantaranya curah hujan yang tinggi dan iklim yang tidak menentu. Akibatnya, sebagian panen masyarakat dan juga hasil tangkap nelayan menurun.

Bahkan juga disebabkan kondisi infrastruktur yang kurang memadai sehingga dalam pendistribusian bahan pokok dan barang-barang strategis lainnya sedikit terganggu. (Adv)